UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso
  • Profil
  • Beranda
  • YouTube
  • Instagram
  • Tiktok
BerandaKhazanah

KENIKMATAN YANG MEMBUNUH: RACUN DALAM BALUTAN PESONA DUNIA

byUKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso -Juni 25, 2025

Oleh : Lutfi Hidayatul Amri 

Dalam lautan bait-bait indahnya, Imam Al-Busiri dalam Qasidah Burdah-nya menyuguhkan sebuah peringatan yang tajam nan puitis:

كَمْ حَسّنَتْ لَذّةً لِلْمَـــــــرْءِ قَاتِلَةً ۞ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنّ السَّمَّ فِي الدَّسَمِ

“Betapa banyak kenikmatan justru membunuh karena tidak disadari bahaya racun yang terkandung di dalamnya.”

Syair ini bukan sekadar rangkaian kata yang indah, melainkan sebuah filosofi hidup, sebuah rambu peringatan bagi setiap insan. Ia mengajak kita untuk merenung, betapa seringnya kita terbuai oleh kilau dan manisnya kenikmatan dunia, hingga lupa bahwa di balik pesona itu tersimpan bahaya yang mematikan.

Ketika Kenikmatan Berubah Menjadi Jerat

Ayat ini berbicara tentang paradoks yang sering kita alami: sesuatu yang terasa enak, menyenangkan, dan memuaskan, pada akhirnya justru menghancurkan. Ibarat makanan lezat yang berlemak (dasm) namun mengandung racun (sam), kenikmatan yang memabukkan seringkali datang tanpa peringatan eksplisit tentang konsekuensinya.

Mari kita selami lebih jauh makna "racun dalam balutan pesona" ini dalam konteks kehidupan modern:

Racun Kesehatan:

Berapa banyak kenikmatan kuliner yang menggoda lidah makanan cepat saji, minuman manis berlebihan, makanan tinggi lemak dan gula yang secara perlahan merusak tubuh kita? Awalnya terasa lezat dan memuaskan, namun lambat laun memicu penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau obesitas. Kenikmatan sesaat ini menipu kita dari bahaya jangka panjang.

Racun Materi dan Kekayaan:

Mengejar harta dan kekuasaan adalah kenikmatan yang seringkali membutakan. Banyak orang yang rela mengorbankan integritas, nilai-nilai moral, bahkan hubungan keluarga demi mengumpulkan kekayaan. Mereka mungkin meraih puncak materi, namun kehilangan kedamaian jiwa, kehormatan, atau bahkan kebebasan karena terjerat kasus hukum. Harta yang dikumpulkan dengan cara haram, atau digunakan untuk kezaliman, justru menjadi racun yang membakar hidup mereka.

Racun Hiburan dan Teknologi:

Gawai, media sosial, dan berbagai platform hiburan menawarkan kenikmatan instan. Kita bisa terhubung, terhibur, dan mendapatkan validasi. Namun, betapa banyak waktu yang terbuang sia-sia, relasi sosial di dunia nyata yang terabaikan, kesehatan mental yang terganggu akibat perbandingan diri, atau bahkan kecanduan yang merenggut produktivitas. Layar yang bersinar terang itu bisa menjadi racun yang menguras energi dan fokus hidup.

Racun Hubungan yang Semu:

Hubungan yang didasari nafsu, ego, atau kepentingan sesaat, seringkali terasa manis di awal. Pujian palsu, janji-janji kosong, atau kesenangan sesaat bisa membuat terlena. Namun, pada akhirnya, hubungan semacam ini hanya akan meninggalkan luka, kekecewaan, dan kehancuran batin.

Refleksi dan Kewaspadaan

Pesan dari syair Burdah ini adalah ajakan untuk berintrospeksi dan mengembangkan kewaspadaan (bashirah). Kita tidak dilarang menikmati keindahan dan karunia dunia, sebab Islam mengajarkan keseimbangan. Namun, kita diajak untuk tidak lengah, untuk selalu menimbang setiap kenikmatan dengan timbangan akal sehat dan iman.

Pikirkan Konsekuensinya: Sebelum terlena dalam sebuah kenikmatan, tanyakan pada diri sendiri: apa dampaknya dalam jangka panjang? Apakah ini sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan hidup saya?

Prioritaskan yang Abadi: Kenikmatan duniawi itu fana. Kejar lah kenikmatan yang abadi, yaitu ridha Allah, yang akan membawa kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Jaga Keseimbangan: Jangan sampai kenikmatan sesaat menguasai diri dan menjauhkan dari kewajiban serta hal-hal yang lebih penting.

Syair Imam Al-Busiri ini adalah pengingat bahwa keindahan sejati terletak pada kebijaksanaan membedakan mana yang merupakan anugerah dan mana yang berupa ujian berbalut pesona. Di balik setiap kemanisan, bisa jadi tersembunyi kepahitan. Hanya dengan kesadaran dan ketakwaan, kita bisa mengenali "racun dalam desakan" kenikmatan, dan memilih jalan yang membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan hakiki.

Editor : Muhammad Zulkiflih
Kontributor : Lutfi Hidayatul Amri 
Tags: Khazanah Volume 246
  • Facebook
  • Twitter
Lebih baru Lebih lama

Seluruh Pengurus dan Anggota UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso

UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso

Masa Khidmat 2024-2025

Popular Posts

Khasanah

KEKAYAAN SEJATI, LEBIH DARI HARTA DAN ILMU

Oktober 30, 2024

SAATNYA PEMUDA BERKARYA MEMBANGUN PROGRAM KOTA BERKELANJUTAN

KULIAH TAMU TEMA MAHASISWA SEBAGAI KADER PEMIMPIN MASA DEPAN BANGSA DAN AGAMA

DISIPLIN NILAI SKS KUNCI MENUJU WISUDA YANG MEMBANGGAKAN

Klarifikasi Berita Gunung Raung: Beredar Video Erupsi Dahsyat, BMKG Tegaskan Gunung Masih Level II

BERPROSES, PERJALANAN MENUJU PERUBAHAN NYATA DI UKM SDG's

BERBUAT BAIK UNTUK ALLAH, BUKAN MANUSIA

SEGALA SESUATU YANG BAIK DATANG PADA WAKTU YANG TERBAIK.

PENGURUS UKM SDG's INSPIRASI GENERASI MUDA YANG MENGABDI DAN MENGAJI

MENANGKAL PERMAINAN SLOT DI KALANGAN MAHASISWA, MEMBANGUN BUDAYA BACA YANG SEHAT DI IAI AT-TAQWA

Featured post

KENIKMATAN YANG MEMBUNUH: RACUN DALAM BALUTAN PESONA DUNIA

UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso- Juni 25, 2025

Blog Archive

  • ▼  2025 (49)
    • ▼  Juni (7)
      • KENIKMATAN YANG MEMBUNUH: RACUN DALAM BALUTAN PESO...
      • FAHAMI! LARANGAN BERKURBAN UNTUK ORANG YANG SUDAH ...
      • HIKMAH TERSEMBUNYI DI HARI TASYRIK: MERAJUT TAQWA ...
      • KEISTIMEWAAN PUASA ARAFAH 9 DZULHIJJAH MENURUT HADIST
      • HADITS KEISTIMEWAAN PUASA TARWIYAH 8 DZULHIJJAH
      • HUKUM SHOLAT JUM'AT BERTEPATAN DENGAN HARI RAYA DA...
      • KESAKTIAN PANCASILA, KHITTAH NU SITUBONDO, DAN WAS...
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (22)
  • ►  2024 (63)
    • ►  Desember (57)
    • ►  Oktober (6)
Design by Blogspot | Distributed by Theme
  • Home
  • About
  • Contact Us
  • RTL Version

Formulir Kontak