Ada kalimat yang tak hanya sekadar nasihat, tetapi ia adalah doa yang menyamar menjadi suara lembut dari lisannya seorang ibu.
Pagi itu, saat matamu masih dipenuhi keraguan dan dunia terasa terlalu besar
untuk digenggam, ia berkata pelan, "Kamu pasti bisa, Nak. Jangan terlalu
banyak berpikir."
Kau mungkin mengira itu hanya
kata-kata sederhana. Tapi di saat malam menjelang dan kau mulai terlelap, dan mengira
bahwa dunia seolah berhenti berputar, ibumu diam-diam berdiri di sepertiga
malam. Ia menengadahkan tangannya, menantang langit dalam diam, dengan hati
terbuka selebar harapan. Di sana, di antara kesunyian dan bintang-bintang yang
menyala redup, dan cahaya bylan yang bersinar terang, ia menyebut namamu dalam
nada paling khusyuk dan dianggapnya adalah sebuah nama yang paling indah seolah
malam itu, Tuhan hanya perlu mendengar satu nama yaitu namamu.
Ibu tahu, bahwa anaknya tak berjalan
tanpa luka. Tapi baginya, setiap celah dan retak didalam hatimu adalah taman
kecil yang bisa tumbuh, jika disiram oleh keyakinan. Maka saat ia memintamu
untuk tidak berpikir terlalu lama, itu bukan karena ia meremehkan logikamu melainkan
karena ia percaya bahwa kekuatanmu bukan terletak pada keraguan yang kau
pelihara, tapi pada langkah pertama yang kau ambil dengan keberanian dan doanya
yang selalu menyertai disetiap langkah kakimu.
Dalam setiap lantunan doa yang
mengalir pelan seperti aliran sungai yang terus berjalan, seorang ibu
menyatukan seluruh cintanya, seluruh cemasnya, dalam satu permohonan yang tak
pernah berubah, yaitu agar anaknya tidak ditelan dalam keraguan, agar anaknya
tetap kuat, meski dunia tak selalu ramah.
Tak perlu kau lihat langsung air
matanya jatuh. Sebab ibu telah lama pandai menyembunyikan luka di balik
senyumnya, seperti langit menyembunyikan badai di balik mega. Tapi percayalah saat
ia berkata bahwa kamu bisa, itu bukan janji kosong. Itu adalah hasil dari
ratusan malam panjang yang ia habiskan dalam gelap, dengan lutut yang lelah
namun hati yang tak pernah lelah berharap.
Dan di sanalah letak kekuatan sejati,
bukan pada dunia yang memujimu, bukan pada pencapaian suksesmu, tapi pada doa
seorang ibu yang terus mengetuk pintu langit, hingga Tuhan pun mengangguk dan
berkata:"Baiklah. Akan Kukabulkan demi dia yang tak henti bersujud
untuk anaknya."
"Cinta
ibu adalah dasar dari setiap harapan yang tumbuh, setiap keyakinan yang dijaga,
dan setiap doa yang tak henti mengalir. Ia sunyi, tak kasat mata, namun justru
di sanalah letak kekuatannya.”
_Penulis_