UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso
  • Profil
  • Beranda
  • YouTube
  • Instagram
  • Tiktok
BerandaRedaksi Motivasi

Mengalahkan Kemalasan dan Kebodohan: "Merupakan Kunci Kesembuhan yang Sebenarnya"

byUKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso -Januari 24, 2025

 

Oleh : Mohammad Zulkiflih

Di dalam kehidupan, banyak orang yang mengeluhkan penyakit fisik maupun mental yang dapat menghambat aktivitas mereka sehari-hari. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa banyak dari permasalahan tersebut sebenarnya berakar pada diri kita sendiri? Ada seorang ahli filsuf yang mengatakan, "Tak ada penyakit yang tak bisa disembuhkan kecuali kemalasan, dan tak ada obat yang tak berguna selain kurangnya pengetahuan." Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa sikap dan pola pikir kita memiliki peran besar dalam kesehatan dan kesembuhan.

Kemalasan sering kali dianggap sebagai hal sepele, tetapi dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup seseorang. Kemalasan adalah penghalang utama untuk melakukan suatu perubahan. Banyak penyakit yang sebenarnya bisa dicegah atau diatasi dengan usaha dan disiplin. Misalnya, gaya hidup yang tidak aktif sering kali menjadi penyebab penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi. Namun, orang yang malas untuk berolahraga, menjaga pola makan, atau bahkan memeriksakan diri ke dokter justru memperburuk kondisinya. Kemalasan juga berdampak pada mental. Seseorang yang tidak mau berusaha meningkatkan kualitas hidupnya mereka cenderung merasa terjebak dalam siklus negatif. Alih-alih mencari solusi, mereka memilih untuk menyerah, menciptakan lingkaran setan yang sulit diatasi. Untuk melawan kemalasan, kunci utamanya adalah motivasi dan tindakan kecil yang konsisten. Mulailah dari langkah sederhana, seperti mengatur jadwal harian, menetapkan tujuan realistis, dan mencari dukungan dari orang terdekat. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah - langkah yang kecil.

Di sisi lain, kurangnya pengetahuan sering kali menjadi alasan mengapa banyak orang merasa obat atau metode penyembuhan tidak begitu efektif. Padahal, ketidaktahuan inilah yang membuat mereka gagal memahami bagaimana cara kerja pengobatan atau perawatan tertentu. Misalnya, seseorang yang tidak memahami pentingnya mengikuti dosis obat sesuai anjuran dokter mungkin menganggap obat tersebut tidak bermanfaat. Atau, mereka yang percaya pada mitos-mitos kesehatan cenderung mengabaikan perawatan medis yang sudah terbukti efektif, sehingga memperburuk kondisi mereka. Dalam kasus seperti ini, bukan obatnya yang tidak berguna, tetapi kurangnya pengetahuanlah yang menghambat kesembuhan.

Peningkatan pengetahuan adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. Dengan edukasi yang tepat, seseorang dapat memahami cara menjaga kesehatan, memilih pengobatan yang sesuai, dan menjalani gaya hidup sehat. Pendidikan kesehatan harus menjadi prioritas utama, baik di tingkat individu maupun masyarakat. Pepatah ini mengajarkan bahwa kesembuhan tidak hanya bergantung pada obat atau terapi, tetapi juga pada kemauan individu untuk berusaha dan belajar. Tanpa usaha untuk berubah dan tanpa keinginan untuk memahami, kesembuhan akan sulit untuk dicapai. Seorang dokter hanya bisa memberikan saran dan pengobatan terbaik, tetapi keputusan untuk mengikuti anjuran ada di tangan pasien. Demikian pula, dunia menyediakan berbagai sumber daya untuk belajar dan memperbaiki diri, tetapi semuanya kembali pada kemauan pribadi.

Pada akhirnya, "penyakit" yang paling sulit disembuhkan adalah kemalasan, dan "obat" yang sering kali terabaikan adalah pengetahuan. Jika seseorang mampu mengalahkan kemalasan dan berusaha memperluas wawasan, hampir semua masalah, baik fisik maupun mental, semua dapat diatasi. Maka, mari kita mulai dari diri kita sendiri. Jangan biarkan kemalasan menghalangi langkah kita, dan jangan biarkan kebodohan menjadi alasan untuk menyerah. Dengan usaha dan pengetahuan, tidak ada rintangan yang terlalu besar untuk dilalui. Karena dalam diri kita, selalu ada kekuatan untuk sembuh dan bangkit.


"Tak ada penyakit yang tak bisa disembuhkan kecuali kemalasan, dan tak ada obat yang tak berguna selain kurangnya pengetahuan."

_Ibnu Sina_

Tags: Redaksi Motivasi Volume 218
  • Facebook
  • Twitter
Lebih baru Lebih lama

Seluruh Pengurus dan Anggota UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso

UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso

Masa Khidmat 2024-2025

Popular Posts

Khasanah

KEKAYAAN SEJATI, LEBIH DARI HARTA DAN ILMU

Oktober 30, 2024

SAATNYA PEMUDA BERKARYA MEMBANGUN PROGRAM KOTA BERKELANJUTAN

KULIAH TAMU TEMA MAHASISWA SEBAGAI KADER PEMIMPIN MASA DEPAN BANGSA DAN AGAMA

DISIPLIN NILAI SKS KUNCI MENUJU WISUDA YANG MEMBANGGAKAN

Klarifikasi Berita Gunung Raung: Beredar Video Erupsi Dahsyat, BMKG Tegaskan Gunung Masih Level II

BERPROSES, PERJALANAN MENUJU PERUBAHAN NYATA DI UKM SDG's

BERBUAT BAIK UNTUK ALLAH, BUKAN MANUSIA

SEGALA SESUATU YANG BAIK DATANG PADA WAKTU YANG TERBAIK.

PENGURUS UKM SDG's INSPIRASI GENERASI MUDA YANG MENGABDI DAN MENGAJI

MENANGKAL PERMAINAN SLOT DI KALANGAN MAHASISWA, MEMBANGUN BUDAYA BACA YANG SEHAT DI IAI AT-TAQWA

Featured post

KENIKMATAN YANG MEMBUNUH: RACUN DALAM BALUTAN PESONA DUNIA

UKM SDG's IAI At-Taqwa Bondowoso- Juni 25, 2025

Blog Archive

  • ▼  2025 (49)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ▼  Januari (22)
      • Jodoh Itu Nggak Bakal Nyasar, Dia Hanya Butuh Waktu
      • "Guru Sebagai Lentera Masa Depan: Belajar dan Memi...
      • Mengalahkan Kemalasan dan Kebodohan: "Merupakan Ku...
      • Berpikir Sebelum Bertindak: Menata Langkah untuk M...
      • Menemukan Makna Hidup: Perjalanan Menuju Kesadaran...
      • Teknologi: Sahabat Peradaban atau Ancaman Tersembu...
      • Sinergi Tradisi dan Revolusi: "Peran Mahasiswa dal...
      • Kuliah Kerja Nyata (KKN): Mengurai Esensi, Tantang...
      • Kebakaran di Los Angeles (LA): Teguran Alam atau P...
      • MENGUBAH KURIKULUM ATAU MENINGKATKAN KUALITAS GURU...
      • MILLENIAL VS GEN Z, SIAPA YANG LEBIH PAHAM ZAMAN?
      • JIKA APA YANG KITA SEMOGAKAN LEWAT JALUR LANGIT TI...
      • KHR. AHMAD AZAIM IBRAHIMY KHUTBAH JUMAT DI MASJID ...
      • "Melepaskan Kehilangan, Menemukan Kembali Jati Diri"
      • Makan Bergizi Gratis, Inisiatif Strategis Pemerint...
      • CERITA YANG TERSEMBUNYI DI BALIK SENYUM
      • KETIKA ENGKAU BELUM DIKENAL, NAMUN KINI ENGKAU TER...
      • Rp 300 TRILIUN MELAYANG: KETIKA KEADILAN MENJADI K...
      • BICARA HEBAT, AKSI CACAT
      • NAK, TIDAK SALAH UNTUK MENGINGINKAN PENGAKUAN
      • BERAWAL DARI FAKTOR MAKANAN HINGGA MENUJU AMBISI K...
      • CINTA YANG IDEAL, MENGHARGAI PERBEDAAN DAN MENJADI...
  • ►  2024 (63)
    • ►  Desember (57)
    • ►  Oktober (6)
Design by Blogspot | Distributed by Theme
  • Home
  • About
  • Contact Us
  • RTL Version

Formulir Kontak