Oleh : Lutfi Hidayatul Amri
Di tengah kesibukan dunia, sering kali manusia terlena dalam mengejar berbagai urusan: pekerjaan, pendidikan, bisnis, atau bahkan hobi. Semua itu memang penting, tetapi yang menjadi pertanyaan besar adalah: apah se etabeng, mak sampek tak abejeng? Apa yang sebenarnya kita kejar, sampai-sampai lupa untuk menjalankan kewajiban kita kepada Allah, yaitu shalat?
Shalat adalah salah satu rukun Islam yang paling utama setelah syahadat. Rasulullah ﷺ bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
"Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat; barang siapa meninggalkannya, maka ia telah kafir." (HR. Tirmidzi dan An-Nasai)
Meninggalkan shalat bukanlah perkara kecil. Shalat merupakan wujud rasa syukur dan penghambaan kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan. Dengan meninggalkan shalat, kita seolah melupakan Allah yang telah memberi kita kehidupan dan segala yang kita miliki.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Munafiqun: 9)
Kesibukan dunia sering kali menjadi alasan untuk meninggalkan shalat. Padahal, tidak ada satu pun urusan dunia yang lebih penting daripada beribadah kepada Allah. Semua pencapaian duniawi akan berakhir, sedangkan shalat adalah amalan pertama yang akan dihisab di akhirat kelak.
Manusia sering kali terjebak dalam keserakahan untuk mengejar dunia, seperti harta, jabatan, atau ketenaran. Namun, kita perlu merenung:
- Apakah semua itu akan membantu kita di akhirat?
- Apakah pantas meninggalkan shalat hanya demi sesuatu yang sifatnya sementara?
Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
"Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (QS. Al-Qashash: 77)
Ayat ini mengingatkan bahwa dunia hanya sarana, sedangkan tujuan utama kita adalah akhirat.
Ironisnya, banyak orang meninggalkan shalat dengan alasan "sibuk mencari ketenangan hidup." Padahal, shalat justru adalah sumber ketenangan yang sejati. Allah berfirman:
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
"Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku." (QS. Thaha: 14)
Ketika kita sibuk tanpa henti mengejar dunia, hati akan terasa gelisah. Namun, dengan melaksanakan shalat, hati menjadi tenang, dan kehidupan terasa lebih terarah.
Bagi mereka yang melalaikan shalat, Allah mengingatkan dalam firman-Nya:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ
"Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya." (QS. Al-Ma'un: 4-5)
Di akhirat nanti, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki apa yang telah ditinggalkan. Penyesalan akan datang terlambat, dan tidak ada yang bisa menolong kecuali amal shalih kita.
Apapun yang kita kejar di dunia, jangan sampai mengorbankan kewajiban kita kepada Allah. Shalat adalah bukti keimanan dan ketaatan kita sebagai hamba-Nya. Jangan biarkan kesibukan dunia menipu kita sehingga melalaikan kewajiban yang akan menjadi penentu kehidupan abadi kita di akhirat.
Jadi, "Apah se etabeng, mak sampek tak abejeng?" Mari kembali kepada Allah, laksanakan shalat, dan jadikan akhirat sebagai tujuan utama hidup kita.