(Referensi : Ihya' Ulumuddin Juz 4, Halaman 292)
Oleh : Lutfi Hidayatul Amri
Cinta sejati sering kali dipahami sebagai hubungan yang lahir dari daya tarik fisik atau manfaat materi. Namun, Imam Al-Ghazali dalam kitab monumental Ihya' Ulumuddin menyingkap hakikat cinta yang lebih dalam. Dalam Juz 4, halaman 292, beliau menjelaskan bahwa cinta sejati antara dua kekasih tidak semata-mata disebabkan oleh keindahan fisik atau limpahan materi, tetapi karena keserasian ruh atau jiwa keduanya.
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa jiwa memiliki daya tarik alami yang membuat seseorang merasa cocok atau serasi dengan orang lain. Keserasian ini bersifat batiniah, tidak selalu dapat dijelaskan dengan logika, tetapi dapat dirasakan melalui keakraban, kenyamanan, dan keselarasan tujuan hidup.
Keserasian jiwa inilah yang menjadi dasar cinta yang kokoh. Ketika dua jiwa saling memahami, mereka mampu menjalin hubungan yang mendalam, melampaui batas-batas fisik atau kepentingan duniawi.
Beliau juga menambahkan bahwa cinta yang lahir dari keserasian jiwa bersifat abadi dan tidak mudah goyah, berbeda dengan cinta yang hanya bergantung pada daya tarik fisik atau materi, yang sifatnya fana dan cenderung rapuh.
Keserasian Jiwa dalam Hubungan Cinta
1. Keterpautan Hati yang Mendalam
Keserasian jiwa membuat dua orang saling memahami tanpa perlu banyak kata. Ada kebahagiaan yang dirasakan hanya dengan kehadiran satu sama lain.
2. Hubungan yang Tulus
Cinta yang didasarkan pada keserasian jiwa cenderung tulus dan murni, tanpa mengharapkan balasan material atau keuntungan pribadi.
3. Kesamaan Nilai dan Tujuan Hidup
Jiwa yang serasi biasanya memiliki nilai-nilai, prinsip, dan tujuan hidup yang sejalan. Hal ini memperkuat hubungan dan menciptakan keharmonisan.
4. Melebihi Fisik dan Materi
Meskipun daya tarik fisik atau materi bisa menjadi pelengkap, cinta sejati tidak tergantung padanya. Ketika dua jiwa sudah serasi, cinta tetap bertahan meski keadaan fisik atau materi berubah.
Konsep cinta yang mendalam dan abadi juga tercermin dalam Al-Qur'an dan Hadis. Allah SWT berfirman:
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21).
Ayat ini menunjukkan bahwa cinta sejati adalah anugerah Allah yang menimbulkan ketenangan dan kasih sayang. Ketenteraman itu berasal dari keserasian batin antara dua jiwa.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
قَالَ الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu adalah sekumpulan pasukan yang berbaris. Jika mereka saling mengenal, mereka akan menyatu, dan jika mereka saling tidak mengenal, mereka akan berselisih.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa keserasian ruh menjadi dasar keterikatan batin antara dua orang, yang menciptakan cinta dan persaudaraan.
Cara Menemukan dan Menjaga Keserasian Jiwa
- Kenali Diri Sendiri
Sebelum mencari pasangan yang serasi, pahami terlebih dahulu nilai-nilai, prinsip, dan tujuan hidup Anda. Hal ini memudahkan Anda menemukan seseorang yang sejalan.
- Jaga Keikhlasan
Keserasian jiwa tidak akan tercapai jika hubungan dibangun atas dasar kepentingan pribadi atau ambisi duniawi. Jaga niat yang tulus dalam mencintai.
- Perkuat Komunikasi dan Pengertian
Keserasian jiwa tumbuh melalui komunikasi yang baik dan saling memahami. Dengarkan pasangan dengan hati, bukan hanya dengan telinga.
- Berdoa kepada Allah
Mintalah petunjuk dan keberkahan dari Allah untuk diberikan pasangan yang serasi jiwa dan ruhnya dengan Anda.
- Bersabar dan Berproses
Keserasian jiwa tidak selalu muncul seketika. Kadang, cinta sejati membutuhkan waktu dan proses untuk tumbuh dan mengakar.
Cinta sejati bukan hanya tentang fisik yang menawan atau materi yang melimpah, tetapi tentang keserasian ruh dan jiwa yang menciptakan hubungan mendalam, penuh makna, dan abadi. Sebagaimana dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin, cinta yang didasari keserasian jiwa akan tetap kokoh meskipun dihadapkan pada berbagai ujian hidup.
Dalam perjalanan cinta, marilah kita mencari dan menjaga keserasian jiwa ini. Karena hanya dengan cinta yang tulus dari hati dan jiwa, kita akan menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan cinta sejati yang diberkahi oleh Allah SWT. Wallahu a’lam.