Oleh : Lutfi Hidayatul Amri
Panduan Islam untuk Teamwork Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sustainable Development Goal's (SDG's) yang Efektif
Dalam kehidupan, keberhasilan sering kali tidak dapat dicapai sendiri. Dalam berbagai bidang—keluarga, pekerjaan, maupun organisasi—kerja sama adalah kunci. Islam mengajarkan prinsip-prinsip fundamental yang menjadi pilar bagi keberhasilan kerja sama tim. Tiga pilar penting tersebut adalah soliditas, solidaritas, dan spiritualitas. Jika diterapkan secara benar, ketiganya akan menciptakan tim yang efektif, harmonis, dan penuh keberkahan.
- Soliditas: Bangun Fondasi yang Kokoh
Soliditas adalah kemampuan tim untuk berdiri kokoh sebagai satu kesatuan. Dalam Islam, soliditas dapat diumpamakan seperti bangunan yang saling menguatkan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan, yang saling menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk membangun soliditas dalam tim:
Kepercayaan dan Kejujuran: Anggota tim harus saling percaya dan bersikap jujur dalam setiap interaksi.
Komunikasi Efektif: Hindari kesalahpahaman dengan mendengarkan secara aktif dan menyampaikan pendapat secara jelas.
Tanggung Jawab Bersama: Setiap anggota memiliki peran yang harus dijalankan dengan penuh amanah.
Soliditas memungkinkan tim menghadapi tantangan dengan kuat karena anggotanya saling mendukung dan melengkapi.
- Solidaritas: Kepedulian dan Kebersamaan
Solidaritas adalah rasa kepedulian yang mendalam terhadap sesama anggota tim. Dalam Islam, solidaritas tidak hanya mencakup kerja sama, tetapi juga kasih sayang dan empati. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Ciri-ciri solidaritas yang kuat dalam tim:
Saling Menolong: Anggota tim membantu satu sama lain tanpa pamrih.
Menghargai Perbedaan: Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, dan semua itu harus diterima dengan lapang dada.
Berbagi Beban: Jika satu anggota menghadapi kesulitan, anggota lain ikut membantu menyelesaikan masalah tersebut
Rasa solidaritas menciptakan hubungan emosional yang kuat, sehingga tim dapat bekerja dengan lebih harmonis.
Spiritualitas: Menyandarkan Segala Usaha kepada Allah
Spiritualitas adalah fondasi utama dalam pandangan Islam. Tim yang memiliki kesadaran spiritual akan selalu melibatkan Allah dalam setiap usaha mereka. Ini memberikan kekuatan batin dan keberkahan dalam pekerjaan.
Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)
Praktik spiritualitas dalam tim meliputi:
Niat yang Ikhlas: Setiap anggota tim harus berniat bekerja demi kebaikan bersama dan mencari ridha Allah.
Doa Bersama: Memohon pertolongan Allah sebelum memulai dan menyelesaikan pekerjaan.
Menjunjung Nilai Kejujuran dan Etika: Semua usaha dilakukan secara halal dan sesuai dengan syariat Islam.
Dengan spiritualitas, tim akan selalu merasa bahwa keberhasilan sejati berasal dari Allah, dan ini akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik.
Ketiga pilar ini soliditas, solidaritas, dan spiritualitas saling melengkapi.
Soliditas memastikan struktur tim tetap kokoh.
Solidaritas menghadirkan harmoni dan rasa kebersamaan.
Spiritualitas memberi keberkahan dan panduan moral yang mengarahkan tim pada tujuan yang benar.
Dalam Islam, tim yang kuat bukan hanya yang berhasil secara duniawi, tetapi juga yang mengutamakan nilai-nilai ukhrawi. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tangan Allah bersama jamaah.” (HR. Tirmidzi)
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan tim yang mengikuti prinsip Islam akan selalu mendapatkan pertolongan dan ridha Allah.
Kesuksesan tim tidak hanya diukur dari hasil yang dicapai, tetapi juga dari proses yang dijalani dengan harmoni, tanggung jawab, dan nilai spiritual. Dengan menerapkan soliditas, solidaritas, dan spiritualitas, sebuah tim akan menjadi lebih efektif, kuat, dan diberkahi oleh Allah.
Mari jadikan kerja sama tim sebagai ladang amal dan sarana untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.