Oleh : Siti Nur Aisyah
Kita sering mendengar ungkapan "hidup hanya sekali". Namun, sejatinya, hidup bukanlah sekadar hitungan hari, minggu, atau tahun. Hidup adalah tentang kualitas, tentang makna yang kita berikan pada setiap detiknya. Hidup yang benar-benar hidup adalah hidup yang bermanfaat, yang meninggalkan jejak positif bagi orang lain dan dunia.
Hidup bukan sekadar napas yang keluar masuk paru-paru. Hidup adalah sebuah perjalanan, sebuah perjuangan, dan sebuah kesempatan untuk memberikan manfaat bagi sesama. Setiap individu memiliki peran unik dalam tatanan kehidupan ini. Pertanyaannya adalah, bagaimana kita memaksimalkan peran tersebut sehingga hidup kita menjadi bermakna dan meninggalkan warisan yang abadi?
Hidup yang bermanfaat adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk akhirat. Dengan memberikan manfaat kepada sesama, kita telah menanam kebaikan yang akan terus tumbuh dan berkembang. Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ – رواه مسلم والترمذيّ وأبو داود والنسائيّ وابن حبّان عن أبي هريرة
"Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mau mendoakannya." Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa`i, dan Imam Ibnu Hibban bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah ra.
Dari hadis di atas, kita dapat memahami bahwa ada tiga amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia. Ketiga amalan tersebut adalah :
- Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya terus mengalir walaupun pelakunya sudah meninggal dunia. Contohnya adalah membangun masjid atau memberikan wakaf.
- Ilmu yang kita sebarkan akan terus memberikan manfaat bagi orang lain, bahkan setelah kita tiada.
- Anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya akan menjadi sumber pahala yang terus mengalir.
Islam mengajarkan kita bahwa hidup ini bukan hanya sekadar mengejar kesenangan duniawi semata, tetapi juga untuk mencari ridha Allah SWT. Hidup yang bermanfaat adalah hidup yang senantiasa memberikan manfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 261 Allah berfirman :
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١
Artinya :" Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah :261)
Hidup yang bermanfaat adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita. Dengan hidup bermanfaat, kita tidak hanya meraih kebahagiaan di dunia, tetapi juga mendapatkan pahala yang besar di akhirat. Marilah kita selalu berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi sesama.
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ ١٥
Artinya: "Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan." (QS. Hud: 15).
Kesimpulan
Hidup yang bermanfaat adalah pilihan. Kita bisa memilih untuk hanya menjalani hidup secara pasif, atau kita bisa memilih untuk memberikan dampak positif bagi dunia. Mari kita jadikan hidup kita sebagai ladang amal yang terus subur dan menghasilkan buah yang manis.
_Pesan Penulis_
"Hidup tidak hanya sekedar hidup, hidup yang bermanfaat. Sekalipun wafat tetap memberi manfaat dengan karya-karya yang ditinggalkan"
17 Desember 2024