Seiring bertambahnya usia, hidup mengajarkan kita banyak hal yang mungkin tidak pernah kita pahami sebelumnya. Pengalaman, kegagalan, kehilangan, dan kebahagiaan membentuk cara pandang kita terhadap kehidupan. Salah satu pelajaran paling berharga yang datang dengan bertambahnya usia adalah pentingnya menyediakan ruang ikhlas di setiap harapan.
Harapan adalah bagian alami dari kehidupan. Kita berharap pada orang, keadaan, atau masa depan. Namun, sering kali harapan tidak berjalan sesuai rencana. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diimpikan, kekecewaan sering muncul.
Sebagai manusia, wajar jika kita merasa sedih atau kecewa. Tetapi, bertambahnya usia mengajarkan bahwa tidak semua hal dapat kita kendalikan. Ada banyak hal yang berada di luar jangkauan usaha dan doa kita. Di sinilah ikhlas menjadi kunci.
Ikhlas berarti menerima apa yang telah Allah takdirkan dengan sepenuh hati, tanpa rasa protes atau keluhan. Ikhlas bukanlah tanda menyerah, melainkan bentuk kepasrahan yang tulus kepada Allah SWT, setelah kita berusaha dan berdoa.
Allah SWT berfirman:
وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Ayat ini mengajarkan bahwa tidak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Allah, yang Maha Tahu, selalu memberikan yang terbaik meskipun terkadang sulit dipahami oleh hati manusia.
Yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Apa yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya yang sempurna. Setiap kejadian dalam hidup mengandung pelajaran. Cobalah merenungkan apa yang dapat dipetik dari harapan yang tidak tercapai. Tugas kita adalah berusaha sebaik mungkin, tetapi hasil akhirnya adalah kehendak Allah. Dengan fokus pada proses, kita lebih mudah menerima hasil apa pun dengan ikhlas. Berdoalah kepada Allah agar diberi hati yang lapang dan penuh keikhlasan. Rasulullah SAW mengajarkan doa:
رَبِّ ا شْرَحْ لِيْ صَدْرِ وَيَسِّرْلِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ يَفْقَهُوْ قَوْلِيْ
Artinya: "Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS Thâhâ[ 20]: 25-28)
Saat usia bertambah, kita menyadari bahwa kebahagiaan bukan tentang mendapatkan semua yang kita inginkan, melainkan tentang menerima apa yang kita miliki dengan hati yang lapang. Ruang ikhlas memungkinkan kita untuk melanjutkan hidup tanpa terjebak dalam kekecewaan atas apa yang tidak tercapai.
Ikhlas bukan berarti berhenti berharap, tetapi memberikan ruang bagi hati untuk menerima apa pun yang Allah tetapkan. Dengan menyediakan ruang ikhlas di setiap harapan, kita belajar mencintai perjalanan hidup, bukan hanya tujuan akhirnya.
Kesimpulan
Bertambah usia mengajarkan bahwa hidup adalah perpaduan antara harapan, usaha, dan penerimaan. Ruang ikhlas adalah pelajaran berharga yang membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi apa pun yang terjadi. Ikhlas tidak hanya membuat hidup lebih ringan, tetapi juga mendekatkan kita kepada Allah, Sang Pengatur segalanya. Jadi, teruslah berharap, tetapi jangan lupa menyediakan ruang ikhlas di dalamnya.